Dampak Perceraian Orangtua Terhadap Kehidupan Sosial Anak

Ketika upaya perdamaian tidak berhasil, maka perceraian menjadi pilihan terakhir yang bisa diambil. Pasutri yang menikah secara negara juga dipisahkan dengan aturan negara yaitu melalui pengadilan. Biasanya suami atau istri mencari jasa pengacara perceraian Jakarta untuk membantu mendaftarkan pengajuan perceraian hingga proses pengadilan selesai.

Dari perceraian ini pasti ada dampak yang akan dirasakan pada anak. Dampaknya mungkin berbeda pada setiap anak tergantung usianya saat perceraian terjadi dan bagaimana pola asuh yang diberikan orang tuanya setelah cerai. Beberapa dampak perceraian yang dapat berpengaruh pada anak antara lain sebagai berikut.

Dampak Perceraian Orang Tua Pada Anak

Ayah dan ibu adalah sumber rasa aman bagi anak. Ketika anak harus menghadapi kenyataan kedua orang yang disayangi sudah tidak lagi bersama akan berpengaruh pada kondisi-kondisi anak seperti berikut.

  1. Stres dan trauma

Perpisahan kedua orang tuanya dapat menimbulkan trauma mendalam bagi sang anak. Apalagi saat anak sudah cukup memahami tentang perceraian yang terjadi pada ayah dan ibunya. Dampak psikologis perceraian pada anak ini akan mengakibatkan dia lebih mudah merasa cemas, merasa tidak dicintai, merasa terabaikan, dan lain-lain.

Pada anak yang usianya sudah lebih besar, perceraian orang tuanya juga akan menjadi konflik batin dan mengganggu pikirannya. Anak akan menerka-nerka mengapa orang tuanya harus berpisah. Selain itu anak juga merasa harus memikul tanggung jawab atas hubungan orang tuanya tersebut.

  1. Emosi tidak sabil

Trauma yang mendalam melihat orang tuanya bercerai juga berdampak pada emosi anak. Mereka akan lebih mudah marah dan tersinggung. Emosi yang tidak stabil ini bahkan dapat memicu anak enggan untuk bergaul dengan orang lain.

Anak memilih menarik diri dari kehidupan sosial dan berubah menjadi lebih pendiam. Keceriaan seorang anak seperti seusia sebayanya pun tidak lagi tampak.

  1. Kemampuan akademik menurun

Dampak perceraian orang tua juga berpengaruh pada kemampuan akademik anak. Stres dan trauma yang dialaminya ketika ayah dan ibunya bercerai dapat menyebabkan kemampuan anak untuk berkonsentrasi menurun, hilangnya semangat belajar, hingga nilai-nilai akademik yang ikut terjun bebas.

  1. Merasa rendah diri

Psikologis anak akan merasakan dampaknya ketika perceraian ayah dan ibunya terjadi. Setelah orang tuanya berpisah, anak bisa merasa malu atau mungkin iri saat melihat teman-temannya yang masih memiliki ayah dan ibu lengkap.

Efek dari perceraian orang tua dapat menyebabkan anak sulit bersosialisasi. Pada anak-anak yang sudah cukup matang memahami perceraian bahkan kerap menyalahkan diri mereka sendiri atas apa yang terjadi pada orang tuanya.

Hal inilah yang sebaiknya diperhatikan oleh suami istri yang memutuskan bercerai. Selain jasa pengacara perceraian Jakarta, cari juga psikolog anak yang dapat membantu mencegah masalah psikologi anak sejak dini akibat perceraian.

  1. Mengembangkan perilaku buruk

Efek jangka panjangnya ketika anak sudah memasuki usia remaja atau bergaul dengan lebih banyak orang yaitu mereka dapat lebih mudah untuk terpengaruh hal-hal negatif. Perceraian ayah dan ibunya ditambah pola asuh yang kurang maksimal dapat membuat anak masuk ke pergaulan bebas dengan kebiasaan-kebiasaan buruk seperti minum-minuman beralkohol, menggunakan obat-obatan, hingga narkoba.

Saat anak sudah mulai memiliki pacar, anak korban perceraian juga lebih berpotensi melakukan seks bebas. Hilangnya kasih sayang yang utuh dari ayah dan ibunya membuat anak mengalihkan ke lawan jenis yang menyayanginya. Jika tidak ada kontrol, peluang melakukan seks bebas lebih besar.

  1. Masalah trust issue

Perceraian kedua orang tuanya juga dapat berdampak pada psikologis anak yang menjadi ragu mengenai cinta dan hubungan. Melihat orang tuanya yang gagal dalam pernikahan dan mengalami rasa tidak aman akibat perceraian, anak menjadi sulit percaya mengenai kasih sayang.

Pada saat beranjak dewasa, anak korban perceraian cenderung mengalami kesulitan untuk menjalin hubungan. Hal ini karena mereka masih memiliki trauma dengan masa lalu orang tuanya dan khawatir akan hal-hal negatif dalam menjalin suatu hubungan romantis.

  1. Memiliki masalah kesehatan mental

Bukan hanya orang tua saja yang patah hati ketika perceraian terjadi, tetapi anak juga merasakan hal yang sama. Perasaan sedih ini dapat menyeret anak-anak pada masalah depresi. Pada kasus yang cukup serius, anak akan membutuhkan bantuan psikologis untuk menangani gangguan mental tersebut.

  1. Risiko menghadapi perceraian

Pengalaman di masa lalu yang tidak mengenakan ketika orang tuanya bercerai, bisa terulang pada diri anak sendiri ketika dewasa. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak yang orang tuanya bercerai memiliki risiko perceraian lebih tinggi.

  1. Masa depan tidak jelas

Anak harus pindah-pindah mengikuti orang tuanya yang pisah, ekonomi orang tua single tidak stabil, dan tingkat kecerdasan anak terganggu. Semua itu dapat menyebabkan masa depan anak terganggu. Bebannya menjadi anak yang orang tuanya bercerai berakibat juga pada hilangnya motivasi untuk belajar.

Itulah beberapa dampak yang akan dirasakan anak ketika orang tuanya bercerai. Pasutri membutuhkan jasa pengacara perceraian Jakarta untuk proses perceraian dan anak membutuhkan psikiater untuk pemulihan dampak psikologis akibat perceraian. Meski kasih sayang ayah dan ibunya tidak terputus, namun kasih sayang dari keluarganya yang utuh akan lebih diharapkannya.